MENCIT DAN TIKUS
(Mus musculus ) dan ( Rattus novergicus )
I.
TUJUAN PRAKTIKUM
-
Mengetahui dan menguasai cara handling
dan restrain
-
Mengetahui
dan menguasai cara menimbang berat badan
-
Mengetahui dan menguasai cara sexing
-
Mengetahui
dan menguasai cara penyuntikan dan perlakuan oral
-
Mengetahui
dan menguasai cara mengambil sampel darah
-
Mengetahuidan menguasai cara anastesi
-
Mengetahui dan menguasai cara euthanasia
-
Mengetahui dan menguasai cara nekropsi
II.
TINJAUAN PUSTAKA
A. MENCIT
( Mus musculus )
Mencit liar atau mencit rumah adalah hewan
semarga dengan mencit laboratorium.Hewan percobaan ini dapat di sebut juga
tikus atau tikus putih. Tetapi karena hewan ini paling kecil diantara
berbagai jenis hewan percobaan dan karena amat banyak galur mencit, maka hewan
ini disebut dengan mencit. Mencit ini ditempatkan dalam genus mus, sub
family murinae, family muridae, ordo rodentia. Mencit ini
berasal dari Amerika dan Eropa. Mus musculus adalah spesies yang umum
digunakan untuk penelitian biomedis.
Bulu
mencit liar berwarna keabu-abuan, dan warna perut sedikit lebih pucat. Mata berwarna hitam dan kulit berpigmen. Berat badan
bervariasi, tetapi pada umumnya pada umur empat minggu berat badan mencapai
18-20 gram. Mencit liar dewasa dapat mencapai
30-40 gram pada umur enam bulan atau lebih. Mencit liar makan segala
macam makanan ( omnivora ), dan mau mencoba makan apapun penganan yang
tersedia bahkan yang tidak biasa di makan.
Mencit
laboratorium kira kira mempunyai berat badan sama dengan mencit liar, tetapi
setelah diternakkan selama selektif selama delapan puluh tahun yang lalu,
sekarang ada berbagai macam bulu dan timbul banyak galur dengan berat badan
berbeda beda.
Kandang Mencit
Mencit
laboratorium dapat dikandangkan dalam kotak sebesar kotak sepatu. Kandangdapat
dibuat dari berbagai macam bahan, misalnya plastic ( polipropilen atau
polikarbonat ). Alumunium atau baja tahan karat ( stainless steel ).
Kadang-kadang mencit dapat ditempatkan di kandang yng mempunyai dinding dan
lantai dari kawat. Prinsip dasar yang perlu di perhatikan dalam memilih kandang
mencit adalah harus mudah dibersihkan dan disterilkan (Mangkoewidjojo, 1988).
Pada dasarnya
kandang harus ada alas yang bersih. Alas yang sering dipakai seperti serpihan
kayu ( tatal ), sekam atau amapas tongkol jagung. Kriteria untuk pemilihan alas
disesuaikan dengan keperluan pemeliharaan. Sebelum digunakan alas akan lebih
baik jika diautoklaf terlebih dahulu 9 Franklin et.al, 1984 ).
Makanan Mencit
Banyak
faktor-faktor lingkungan terutama kualitas makanan berpengaruh pada kondisi mencit secara
keseluruhan. Faktor-faktor tersebut
dapar mempengaruhi kemampuan mencit mencapai potensi genetic untuk tumbuh,
berbiak,umur, atau reaksi rehadap pengobatan dan lain-lain.
Faktor-faktor
yang mempunyai pengaruh terhadap kualitas makanan termasuk apakah bahan makanan
mudah dicerna, enak dan mencit mau makan, cara menyiapkan dan menyimpan makanan
serta konsentrasi zat kimia atau bahkan kuman pecemar. Pada umumnya, makanan
mencit dengan kualitas harus tersedia sebab perubahan kualitas dapat
menyebabkan penurunan berat badan dan tenaga. Bahan-bahan makanan harus
dikeringkan sebelum disimpan agar tidak cepat rusak dan juga untuk mengurangi
kecepatan pertumbuhan cendawan.
Ada dua macam
system kawin yang biasa dipakai pada mencit, yaitu pasangan monogami ( seekor
betina dengan seekor jantan ) dan kelompok poligami ( dua atau tiga betina
dengan seekor jantan ). Pada kelompok pertama, system ini menghasilkan
jumlahanak maksimum dalam waktu minimum, dan akan diperolh data pembiakan
mencit jantan dan betina yang lengkap. Kerugiannya yaitu bahwa diperlukan
seekor jantan untuk dua atau tiga betina, bahkan untuk lima ekor betina.
(Mangkoewidjojo, 1988)
Data
biologis mencit
Lama
hidup
|
1-2 tahun, ada yang mencapai
3 tahun
|
Lama
produksi ekonomis
|
9
bulan
|
Lama
bunting
|
19-21
hari
|
Kawin
sesudah beranak
|
1
sampai 24 jam
|
Umur
disapih
|
21
hari
|
Umur
dewasa
|
35
hari
|
Umur
dikawinkan
|
8
minggu
|
Siklus
kelamin
|
poliestrus
|
Siklus
estrus (berahi)
|
4-5
hari
|
Lama
estrus
|
12-14
jam
|
Perkawinan
|
Pada
waktu estrus
|
Ovulasi
|
Dekat akhir periode estrus,
spontan
|
Fertilisasi
|
2
jam setelah kawwin
|
Segmen
ovum menjadi blastosel
|
2,5-4
hari
|
Implantasi
|
4-5
hari sesudah fertilisasi
|
Berat
dewasa
|
20-40 gram jantan sedangkan
yang betina 18-35 gram
|
Berat
lahir
|
0.5-1
gram
|
Jumlah
anak
|
Rata
rata 6, bisa 15
|
Suhu
atau rektal
|
35-39⁰C
(rata rata 37,4⁰C)
|
Pernafasan
|
140-180/menit, turun menjadi
80 dengan anastesi, naik sampai 230 dalam stress.
|
Denyut
jantung
|
600-650/menit, turun menjadi
350 dengan anastesi, naik sampai 750 dalam stress
|
Tekanan
darah
|
130-160
sistol; 102-110 diastol, turun menjadi 110 sistol, 80 diastol pada waktu
anastesi
|
Konsumsi
oksigen
|
2,38-4,48
ml/gr/jam
|
Volume
darah
|
75-80
ml/kg
|
Sel
darah merah
|
7,7-12,5
X 10 ⁶/mm³
|
Sel
darah putih
|
6,0-12,6
x 10⁶/mm³
|
Neutrofil
|
12-30%
|
Limfosit
|
55-85%
|
Monosit
|
1-12%
|
Eosinofil
|
0,2-4,0%
|
PVC
|
41-48%
|
Trombosit
|
150-400
x 10³/mm³
|
Hb
|
13-16
gram/100ml
|
Protein
plasma
|
4,0-6,8gram/100ml
|
ALT
(SGPT)
|
2,1-23,8
IU/ liter
|
AST
(SGOT)
|
23,2-48,4
IU/liter
|
Kolesterol
serum
|
26,0-82,4
mg/100ml
|
Air
kencing
|
25-50
ml/kg/hari
|
Susu
|
Air
75%, lemak 10-12%, protein 10%,gula 3%
|
Putting
susu
|
10 puting, 3 pasang didaerah
dada, 2 pasang di daerah perut
|
Plasenta
|
Diskoidal
hemokorial
|
Uterus
|
2
kornu, bermuara sebelum serviks
|
Perkawinan
kelompok
|
4
betina dengan 1 jantan
|
Kromosom
|
2n=40
|
Aktivitas
|
Nocturnal(malam)
|
Gigi
|
1003 gigi seri tumbuh
terus 1033
|
Kecepatan
tumbuh
|
1gr/hari
|
Imunitas
pasif
|
Terutama melalui usus hingga
umur 17 hari, juga melalui kantung kuning telur
|
(Mankoewidjojo, 1988)
Penyakit
Pada Mencit
1. Penyakit
Tizzer
-Penyebab
: Bacillus pilliformis
-Diagnosis : Ditemukan Bacillus
pilliformis di dalam sel-sel epitel usus, kandung empedu, atau dalam empedu.
-Gejala
: Diare, nafsu makan hilang, berat badan turun, kematian dalam beberapa hari kemudian.
Pencegahan/penanganannya
yaitu dengan koloni mencit yang terinfeksi
penyakit ini harus dibinasakan dan mulai lagi dengan koloni baru yang
bebas dari penyakit, dan dipelihara di kamar terisolasi. Penyakit
ini tidak menular pada manusia.
2. Cacar
mencit (ectromelia)
-Penyebab
: virus ortopoks
-Gejala : dalam bentuk akut adalah mencit mati dengan
segera setelah memperlihatkan gejala sakit atau kurang sehat.
Agar penyakit ini dapat dikendalikan dianjurkan seluruh
kelompok hewan terinfeksi dibinasakan.
Penyakit ini tidak menular kepada manusia.
3. Pseudotuberkulosis
-Penyebab
: Corynebacterium pseudotuberkulosis dan Corynebacterium kutscheri.
-Gejala : Lemah, Frekuensi pernafasan tinggi.
Pencegahan /penanganannya yaitu dengan mencit yang
terkena penyakit ini harus dibinasakan. Pseudotuberkulosis
tidakdapat menular pada manusia.
4. Salmonellosis
-Penyebab : Salmonella enteritidis atau Salmonella
typhimurium
-Gejala : Menceret, Bulu kasar, berat badan menurun,
Lemah.
Pencegahan/ penanganannya yaitu dengan kelompok mencit
yang terinfeksi penyakit ini dibinasakan dan makanan, alas tidur, serta kandang
disterilkan. Penyakit ini dapat menular pada manusia kalau organism termakan
melaluimakanan atau minuman yang terkontaminasi.
5. Limfositik
Coriomeningitis ( LCM )
-Penyebab
: Virus arena
-Cara
penyebarannya kepada anak mencit melalui hidung, bawah kulit dan mulut.
-Gejala
:
a.
Pada mencit muda jarang memperlihatkan gejala sakit dan dapat tumbuh normal
sampai dewasa.
b. Pada mencit yang lebih tua dapat mati, dan dalam fase
akut dapat timbul
kejang, kaki belakang lumpuh dan dapat timbul radang
selaput mata.
Pencegahan/
penanganannya yaitu dengan seluruh kelompok hewan yang terinfeksi dibinasakan.
Dapat pula dengancara imunisasi dengan vaksin Ectromelia.Penyakit ini tidak
menular pada manusia.
Pengambilan
darah pada mencit dapat dilakukan di vena lateralis ekor, sinus orbitalis,
dengan dekapitasi ekor kemudian darah
dikumpulkan, dan juga dapat diambil lewat jantung. Pemberian obat atau senyawa
lain pada mencit dapat dilakukan dengan cara per oral ( melalui mulut ) atau
dengan injeksi pada bagian-bagian tubuh
tertentu yaitu S.C/sub kutan ( bagian bawah kulit ), I.M/Intra Muscular ( yaitu
pada bagian alam otot ), I.V/Intra vena ( yaitu ke dalam vena ), dan lewat
I.P/Intra Peritonium ( yaitu pada rongga perut ).
(Pedro N. Acha, 1980)
B. TIKUS
( Rattus novergicus )
Tikus liar, tikus Norwegia, dan tikus
coklat adalah hewan semarga dengan tikus laboratorium. Akan tetapi, nama ilmiah
tikus liar lain dengan tikus hitam yaitu Rattus-rattus. Karena hewan ini
lebih besar dari pada mencit,maka untuk beberapa macam percobaan, tikus lebih
menguntungkan. Seperti pada
mencit, untuk mengawinkan tikus dapat dipakai system kawin monogami maupun
poligami.
Bulu
tikus liar berwarna keabu-abuan menciri dengan abdomen keputih-putihan. Mata
berwarna hitam dan kulit berpigmen. Ada dua sifat yang membedakan tikus dari
hewan percobaan lain, yaitu bahwa tikus tidak dapat muntah karena sruktur
anatomi yang tidak lazim di tempat
esofsgus bermuara ke lambung, dan
tikus tidak mempunyai kandung empedu.
Pengambilan darah dapat di lakukan pada bagian vena lateralis ekor,
sinus orbitalis,jantung dengan dekapitasi atau pemotonganujung ekor. Pemberianobat
caranya sama dengan mencit.
Data
biologis tikus
Lama
hidup
|
2-3tahun, ada yang mencapai 4
tahun
|
Lama
produksi ekonomis
|
1
tahun
|
Lama
bunting
|
20-22
hari
|
Kawin
sesudah beranak
|
1
sampai 24 jam
|
Umur
disapih
|
21
hari
|
Umur
dewasa
|
40-60
hari
|
Umur
dikawinkan
|
10
minggu
|
Siklus
kelamin
|
poliestrus
|
Siklus
estrus (berahi)
|
4-5
hari
|
Lama
estrus
|
9-20jam
|
Perkawinan
|
Pada
waktu estrus
|
Ovulasi
|
8-11
jam sesudah timbul estrus, spontan
|
Fertilisasi
|
7-10
jam setelah kawwin
|
Segmen
ovum menjadi blastosel
|
3,0-4,5
hari
|
Implantasi
|
5-6
hari sesudah fertilisasi
|
Berat
dewasa
|
300-400 gram jantan sedangkan
yang betina 250-300 gram
|
Berat
lahir
|
5-6
gram
|
Jumlah
anak
|
Rata
rata9, bisa 20
|
Suhu
atau rektal
|
35-39⁰C
(rata rata 37,5 ⁰C)
|
Pernafasan
|
65-115/menit, turun menjadi
50 dengan anastesi, naik sampai 150 dalam stress.
|
Denyut
jantung
|
330-480/menit, turun menjadi
250 dengan anastesi, naik sampai 550 dalam stress
|
Tekanan
darah
|
90-180
sistol; 60-145 diastol, turun menjadi 80 sistol, 55 diastol pada waktu
anastesi
|
Konsumsi
oksigen
|
1,29-2,68
ml/gr/jam
|
Volume
darah
|
57-70
ml/kg
|
Sel
darah merah
|
7,2-9,6
X 10 ⁶/mm³
|
Sel
darah putih
|
5,0-13x
10³/mm³
|
Neutrofil
|
9-34%
|
Limfosit
|
63-84%
|
Monosit
|
0-5%
|
Eosinofil
|
0-6%
|
PVC
|
45-47%
|
Trombosit
|
150-460
x 10³/mm³
|
Hb
|
15-16
gram/100ml
|
Protein
plasma
|
4,7-8,2
gram/100ml
|
ALT
(SGPT)
|
17,5-30,2
IU/ liter
|
AST
(SGOT)
|
45,7-80,8
IU/liter
|
Kolesterol
serum
|
10-54
mg/100ml
|
Air
kencing
|
40-60
ml/kg/hari
|
Susu
|
Air
73%, lemak 14-16%, protein 9-10%,gula 2-3%
|
Putting
susu
|
12 puting, 3 pasang didaerah
dada, 3 pasang di daerah perut
|
Plasenta
|
Diskoidal
hemokorial
|
Uterus
|
2
kornu, bermuara sebelum serviks
|
Perkawinan
kelompok
|
3
betina dengan 1 jantan
|
Kromosom
|
2n=42
|
Aktivitas
|
Nocturnal(malam)
|
Gigi
|
1003 gigi seri tumbuh terus 1003
|
Kecepatan
tumbuh
|
5gr/hari
|
Imunitas
pasif
|
Terutama melalui usus hingga
umur 17 hari, juga melalui kantung kuning telur
|
(Mangkoewidjojo, 1988)
Penyakit
Pada Tikus
1. Penyakit
Pernafasan Kronik (Cronic Respiratory Disease / CRD )
-Penyebab : Micoplasma pulmonalis dan Streptobacillus
moniliformis
-Gejala :
a. Batuk, bersin
b. Terdapat
radang kronik paru-paru danperlu waktu beberapa bulan sebelum gejala lain
timbul
c. Sesudah tikus berumur 3 bulan, dapat muncul gejala
penyakit telinga tengah
d. Lendir kering
bercampur darah keluar dari hidung
e. Dalam tahap
lanjut menjadi kurang aktif, bulu menjadi kasar, kotor dan berlendir, serta
nafsu makan hilang.
Penyakit ini banyak menyerang induk tikus yang sedang
menyusui yang dapat menyebabkan air susu kering dan anaknya matikelaparan.
Pencegahannya dilakukan dengan membinasakan seluruh kelompok tikus yang sakit.
Penyakit ini dapat menular kepada manusia dan penyakit ini di sebut demam
gigitan tikus.
2. Koksidiosis
Penyebabnya
adalah Eimeria sp. Dan paling sering adalah Eimeria miyirii, Eimeria
separate, Eimeria nieschulzi (Eimeria carinii ). Gejalanya adalah tikus
akan menceret. Pencegahannya yaitu tergantung pada pemeliharaan hygiene tikus sebaik-baiknya.
Eimeria jenis ini tidak dapat menginfeksi manusia.
3. Cacing Gelembung
Penyebabnya
adalah cacing gelembung yang terdapat padatikus, yaitu stadium larva cacing
pita pada kucing Taenia crassicollis atau Cystycercus fasciolaris.
Gejalanya adalah tikus agak kurus dan bulu agak kasar. Pencegahannya yaitu
dengan steriliasi semua alas tidur, makan dan peralatan serta menghindarkan
kontaminasi oleh tinja kucing. Parasit ini tidak menginfeksi manusia.
4. Cacing
Pita
Penyebabnya
adalah Hymenolepis diminuta dan Hymenolepis nana. Gejala yang
timbul yaitu menceret dan radang usus. Pencegahannya yaitu denga memusnahkan seluruh serangga dalam makanan, alas
tidur dan peralatan. Penyakit ini jarang menginfeksi manusia.
5. Parasit
Darah
Penyebabnya adalah Hepatozoon muris, Babesia muris,
Bartonella muris. Gejala yang timbul adalah anemia makrositikhipokramik
hebat dan kematian. Pencegahannya yaitu dengan melenyapkan semua serangga yang
berada di dalam kelompok tikus. Penyakit ini tidak
dapat menginfeksi manusia.
6. Parasit
Nematoda
Penyebabnya yaitu Syphasia obvelata, Trichosomoides
crassicauda, dan heteraksis spumosa. Gejala yang timbul adalah
menceret dan kondisis kesehatanumum menuru. Pencegahannya dapat dilakukan denga
sterilisasi makana, alas tidur dan peralatan. Parasit ini
tidak dapat menginfeksi manusia.
(Mangkoewidjojo,
1988)
III.
MATERI DAN METODE
1. Alat
dan Bahan :
-Timbangan - Jarum pentul
-Gunting - Chloroform
-Scalpel - Corong
-Suntikan - Alkohol
-Ram
kawat -
Larutan giemsa
-Kanul
bengkok - Mikrohematokrit
-Larutan
glukosa - Kapas
2. Cara
Kerja :
a. Handling
Handling
mencit
↓
Ekor mencit di pegang di daerah
sepertiga ujung ekor
↓
Letekkan mencitdalam ram kawat
hingga hewan mencengkeram kawat