Sunday, April 24, 2011

emulsi

Emulsi adalah suatu sediaan yang mengandung dua zat cair yang tidak mau campur, biasanya air dan minyak dimana caira suatu terdispersi menjadi butir-butir kecil dalam cairan yang lain.

Emulsi adalah suatu disperse di mana fase terdispers terdiri dari bulatan-bulatan kecil zat cair yang terdistribusi ke seluruh pembawa yang tidak bercampur.

Emulsi adalah suatu system heterogen, yang terdiri dari tidak kurang dari sebuah fase cair yang tidak bercampur, yang terdispersi dalam fase cair lainnya, dalam bentuk tetesan-tetesan, dengan diameter secara umum, lebih dari 0,1 μm.

Secara umum, emulsi merupakan system yang terdiri dari dua fase cair yang tidak bercampur, yaitu fase dalam (internal) dan fase luar (eksternal).

Komponen emulsi :

·         Fase dalam (internal)

·         Fase luar (eksternal)

·         Emulsifiying Agent (emulgator)

Flavour dan pengawet yang berada dalam fasa air yang mungkin larut dalam minyak harus dalam kadar yang cukup untuk memenuhi yang diinginkan.

Emulgator merupakan komponen yang peting untuk memperoleh emulsi yang stabil. Ada dua macam tipe emulsi yang terbentuk yaitu tipe M/A dimana  tetes minyak terdispersi ke dalam fase air, dan tipe A/M dimana fase intern air dan fase ekstern adalah minyak. Fase intern disebut pula dase dispers atau fase discontinue.

Penggunaan emulsi dibagi menjadi dua golongan yaitu emulsi untuk pemakaian dalam dan emulsi untuk pemakaian luar. Emulsi untk pemakaian dalam meliputi per oral atau pada injeksi intravena yang untuk pemakaian luar digunakan pada kulit atau membrane mukosa yaitu linemen, losion, cream dan salep. Emulsi untuk penggunaan oral biasanya mempunyai tipe M/A. emulgator merupakan film penutup dari minyak obat agar menutupi rasa tak enak itu. Flavour ditambahkan pada fase ekstern agara rasanya lebih enak. Emulsi juga berpaedah untuk menaikan absorbsi lemak melalui dinding usus. Penggunaan emulsi untuk parenteral dibutuhkan perhatian khusus dalam produksi seperti pemilihan emulgator, ukuran kesamaan butir tetes untuk injeklsi intravena. Lecithin tidak pernah dipakai karena menimbulkan hemolisa. Pembuatan emulsi  untuk injeksi dilakukan dengan membuat emulsi kasar lalu dimasukan homogenizer, di tampung dalam botol steril dan disterilkan dalam auto klap dan di periksa sterilitas serta ukuran butir.

Untuk pemakaian kulit dan membrane mukosa digunakan sediaan emulsi tipe M/A atau A/M. emulsi obat dalam dasar salep dapat menurunkan kecepatan absorbsi dan eksintensinya absorbsi melalui kulit dan membrana mukosa. Contoh: suspensi efedrin  dalam emulsi M/A bila dipakai pada mukosa hidung di absorbsi lebih lambat si banding larutannya dalam minyak, jadi diperoleh prolonged action. Tetapi emilsi kadang-kadang dapat menaikan kecepatan absorbsi perkusen dengan kata lain absorbsi kedalam dan melalui kulit .

Metode Pembuatan Emulsi
1. Metode Gom Kering

Disebut pula metode continental dan metode 4;2;1. Emulsi dibuat dengan jumlah komposisi minyak dengan ½ jumlah volume air dan ¼ jumlah emulgator. Sehingga diperoleh perbandingan 4 bagian minyak, 2 bagian air dan 1 bagian emulgator.

Pertama-tama gom didispersikan kedalam minyak, lalu ditambahkan air sekaligus dan diaduk /digerus dengan cepat dan searah hingga terbentuk korpus emulsi.
Metode Gom Basah

Disebutt pula sebagai metode Inggris, cocok untuk penyiapan emulsi dengan musilago atau melarutkan gum sebagai emulgator, dan menggunakan perbandingan 4;2;1 sama seperti metode gom kering. Metode ini dipilih jika emulgator yang digunakan harus dilarutkan/didispersikan terlebuh dahulu kedalam air misalnya metilselulosa. 1 bagian gom ditambahkan 2 bagian air lalu diaduk, dan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus diaduk dengan cepat.

2. Metode Botol
Disebut pula metode Forbes (1). Metode inii digunakan untuk emulsi dari bahan-bahan menguap dan minyak-minyak dengan kekentalan yang rendah. Metode ini merrupakan variasi dari metode gom kering atau metode gom basah. Emulsi terutama dibuat dengan pengocokan kuat dan kemudian diencerkan dengan fase luar.

Dalam botol kering, emulgator yang digunakan ¼ dari jumlah minyak(2). Ditambahkan dua bagian air lalu dikocok kuat-kuat, suatu volume air yang sama banyak dengan minyak ditambahkan sedikit demi sedikit sambil terus dikocok, setelah emulsi utama terbentuk, dapat diencerkan dengan air sampai volume yang tepat(1).

3. Metode Penyabunan In Situ
a. Sabun Kalsium

Emulsi a/m yang terdiri dari campuran minyak sayur dan air jeruk,yang dibuat dengan sederhana yaitu mencampurkan minyak dan air dalam jumlah yang sama dan dikocok kuat-kuat. Bahan pengemulsi, terutama kalsium oleat, dibentuk secara in situ disiapkan dari minyak sayur alami yang mengandung asam lemak bebas.

b. Sabun Lunak

Metode ini, basis di larutkan dalam fase air dan asam lemak dalam fase minyak. Jika perlu, maka bahan dapat dilelehkan, komponen tersebut dapat dipisahkan dalam dua gelas beker dan dipanaskan hingga meleleh, jika kedua fase telah mencapai temperature yang sama, maka fase eksternal ditambahkan kedalam fase internal dengan pengadukan.

c. Pengemulsi Sintetik

Beberapa pustaka memasukkannya dalam kategori metode tambahan (1).

Secara umum, metode ini sama dengan metode penyabunan in situ dengan menggunakan sabun lunak dengan perbedaan bahwa bahan pengemulsi ditambahkan pada fase dimana ia dapat lebih melarut. Dengan perbandingan untuk emulsifier 2-5%. Emulsifikasi tidak terjadi secepat metode penyabunan. Beberapa tipe peralatan mekanik biasanya dibutuhkan, seperti hand homogenizer .

Beberapa sifat emulsi yang penting:

- Demulsifikasi

Kestabilan emulsi cair dapat rusak apabila terjadi pemansan, proses sentrifugasi, pendinginan, penambahan elektrolit, dan perusakan zat pengemulsi. Krim atau creaming atau sedimentasi dapat terbentuk pada proses ini. Pembentukan krim dapat kita jumpai pada emulsi minyak dalam air, apabila kestabilan emulsi ini rusak,maka pertikel-partikel minyak akan naik ke atas membentuk krim. Sedangkan sedimentasi yang terjadi pada emulsi air dalam minyak; apabila kestabilan emulsi ini rusak, maka partikel-partikel air akan turun ke bawah. Contoh penggunaan proses ini adalah: penggunaan proses demulsifikasi dengan penmabahan elektrolit untukmemisahkan karet dalam lateks yang dilakukan dengan penambahan asam format (CHOOH) atau asam asetat (CH3COOH).

- Pengenceran

Dengan menambahkan sejumlah medium pendispersinya, emulsi dapat diencerkan. Sebaliknya, fase terdispersi yang dicampurkan akan dengan spontan membentuk lapisan terpisah. Sifat ini dapat dimanfaatkan untuk menentukan jenis emulsi.

Teori Emulsifikasi

1.       Adsorbsi multi molekuler

Emulgator koloid lyofil hidrat dapat dianggap surface active karena dapat tampak pada antarmuka M/A dan perbedaannya dengan S.A.A sintetik ialah :

a.       Emulgator koloid lyofil hidrat tidak menurunkan tegangan antar muka

b.      Emulgator koloid lyofil membentuk milti molekuler film pada antarmuka

Aksinya sebagai emulgator adalah karena membentuk film multimolekuler yang kuat da mencegah terjadinya koalesens. Efeknya sebagai tambahan yang menambah stabilitas ialah menaikkan viskositas media dispers.

Tipe emulsi ditentukan oleh sifat emulgator dan dapat disusun sebagai berikut:
emulgator yang larut atau lebih suka air (tween sabun natrium) maka akan terbentuk tipe emulsi M/A dan emulgator akan larut atau suka minyak (sabun kalsium, span) akan terbentuk tipe emulsi A/M.
bagian polar molekul emulgator umumnya lebih baik untuk melindungi kolesen. Maka itu memungkinkan membuat emulsi M/A volume fase intern yang relative tinggi. Sebaliknya emulsi tipe A/M volume fase intern akan terbatas, apabila air cukup banyak akan terjadi inverse.
tipe emulsi juga dapat mempengaruhi viskositas tiap fase.

Tegangan antar muka dapat di bedakan dengan tiga cara:
a. Penambahan surfaktan yang menurunkan tekanan antar muka atau antara dua cairan 
     yang tak tercampur.
b. Penambahan substansi yang mneyususn melintangdiantara permukaan dari dua tetes   
    cairan, jadi memegang bersama-sama dengan kekuatan.
c. Penambahan zat akan membentuk lapisan film disekeliling butir-butir dari fase dispers,  
    secara mekanis melindungi mereka dari penggabungan butir tetes-tetes.

Teori tentang terbentuknya emulsi terdiri dari:

1. Teori tegangan permukaan
teori ini dapat menjelaskan bahwa emulsi terjasi bila di tambah suatu substansi yang menurunkan tegangan antar muka diantara dua cairan yang tak tercampur.
teori orientasi bentuk baji

teori ini menjelaskan fenomena terbentknya emulsi dengan dasar adanya kelarutan selektif dari bagian molekul emulgator, ada bagian yang bersifat suka air atau mudah larut dalam air dan adanya bagian yang suka minyak atau mudah larut dalam minyak.
teori film plastic

teori ini menjelaskan bahwa enulgator ini mengnedap pada permukaan masing-masing butir tetesan fase disper dalam bentuk film yang plastis. Lapisan ini mencegah terjadninya kontak atau berkumpulnya butir-butir tetes cairan yang sama. Efek emulgator disini adalah murni mekanis dan tidak tergantung adanya tegangan permukaan.

 3.     Adsorbsi partikel padat

Particle padat teabgi halus dibasahi sebagian oleh minyak sebagian oleh air dapat bekerja sebagai emulgator. Serbuk yang suka di basahi oleh air akan membentuk emulsi tipe M/A, sedangkan yang lebih mudah di basahi oleh minyak akan membentuk emulsi tipe A/M.

Stabilitas Fisik Dan Emulsi
Creaming dan Hk.Stokes

Creaming adalah proses sedimentasi dari tetesan-tetesan terdispersi berdasarkan densitas dari fase internal dan fase eksternal. Jika densitas relative dari kedua fase diketahui, pembentukan arah krim dari fase dispers dapat menunjukkan tipe emulsi yang ada. Pada sebagian besar system farmasetik, densitas fase minyak atau lemak kurang dibandingkan fase air; sehingga, jika terjadi krim pada bagian atas, maka emulsi tersebut adalah tipe m/a, jika emulsi krim terjadi pada bagian bawah, maka emulsi tersebut merupakan tipe a/m.
Penilaian Kestabilan

Bila dua larutan murni yang tidak saling campur/ larut seperti minyak dan air, dicampurkan, lalu dikocok kuat-kuat, maka keduanya akan membentuk sistem dispersi yang disebut emulsi. Secara fisik terlihat seolah-olah salah satu fasa berada di sebelah dalam fasa yang lainnya. Bila proses pengocokkan dihentikan, maka dengan sangat cepat akan terjadi pemisahan kembali, sehingga kondisi emulsi yang sesungguhnya muncul dan teramati pada sistem dispersi terjadi dalam waktu yang sangat singkat .

Kestabilan emulsi ditentukan oleh dua gaya, yaitu:

1)      Gaya tarik-menarik yang dikenal dengan gaya London-Van Der Waals. Gaya ini menyebabkan partikel-partikel koloid berkumpul membentuk agregat dan mengendap,

2)      Gaya tolak-menolak yang disebabkan oleh pertumpang-tindihan lapisan ganda elektrik yang bermuatan sama. Gaya ini akan menstabilkan dispersi koloid



Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas emulsi, adalah:

1.       Tegangan antarmuka rendah

2.       Kekuatan mekanik dan elastisitas lapisan antarmuka

3.       Tolakkan listrik double layer

4.       Relatifitas phase pendispersi kecil

5.              Viskositas tinggi.


laporan hasil praktikum parasitologi

III. Hasil Praktikum

a.Pembuatan Larutan
Pada saat praktikum, semua praktikan dapat mencampurkan larutan dengan baik dan benar sesuai dengan komposisi.

b.Pengamatan Organ
Semua praktikan dapat membuka dan mengamati organ. Pada ventrikulus, intestinum dan caecum unggas tidak ditemukan cacing. Namun cacing ditemukan pada omasum domba.

     IV.Pembahasan
Pada praktikum ini, tidak semua larutan dibuat. Melainkan hanya beberapa. Diantaranya:
1. Larutan Garam Faali (NaCl Fisiologis 0,9%)
    Dibuat dengan menghomogenkan 9 gram NaCl dengan aquadest sampai 100 ml.

2. Larutan AFA (Alkohol Formol Acetic)
    Dibuat dengan menghomogenkan 9 gram NaCl dengan aquadest sampai 100 ml.
    Larutan ini dibuat dengan mencampurkan 10 bagian formalin 10% ditambah 50 bagian 
    alokohol 95% ditambah2 bagian asam asetat glasial ditambah 40 bagian aquadest.

3. Lactophenol
    Larutan ini dibuat dengan mencampur 2 bagian gliserin ditambah 1 bagian phenol  
    kristal (cair), ditambah 1 bagian asam laktat, dan 1 bagian aquadest.

4. Buffer pH 7-7,2
    Pertama dibuat terlebih dahulu membuat larutan A, dengan mencampur KH2PO4 6,7
    gram dengan Na2PO4H12 3o gram dan dihomogenkan dengan aquadest sampai 2 liter.
    Baru setelahnya kita membuat larutan buffernya. Larutan A tadi ditambahkan dengan
    aquadest 90 bagian. Setelah itu di cek kadar pH nya dengan pH meter.

5. Kalium Bikhromat 2%
    Kalium Bikhromat (serbuk) 2 gram ditambahkan aquadest sampai volumenya 100 ml.

6. NaCl jenuh
    Untuk membuat larutan ini, pertama kita siapkan NaCl 360 gram, lalu ditambahkan
    aquadest 1000 ml. Setelah itu dicek berat jenisnya.

Fungsi larutan yang telah dibuat diantaranya:
a. Larutan AFA (Alkohol Formol Acetic)
   Untuk menjernihkan kutikula trematoda dan cestoda

b. Larutan Lactophenol
   Untuk menjernihkan kutikula nematoda

c. NaCl jenuh
   Untuk mengapungkan telur cacing

d. Buffer pH 7-7,2
   Untuk menentukan kadar pH cacing, persiapan pewarnaan giemza pH 7 untuk
   mewarnai sitoplasma. pH 7,2 untuk mewarnai inti sel

e. Kalium Bikhromat 2%
      Untuk mensporulasi telur cacing

2. Parasit Pada Unggas

v Usus Halus
a. Ascaridia galli
·  Morfologi
Besar, mempunyai 3 buah bibir.panjang dewasa 2,5-10 cm. Tubuh bagian posterior cacing jantan mempunyai alae yang lebih kecil dan dilengkapi dengan 10pasang papilla yang kecil dan gemuk. Oesophagus tidak membentuk balbus. Pre cloacal sucker berbentuk sirkuler dan dilapisi oleh lapisan kutikula yang tebal. Spikula sama panjang berukuran 1-2,1 cm. Vulva terletak oval dengan dinding halus dan tidak bersegmen. Ukuran telur 73-92 x 45-57 mikron.

·  Daur Hidup
Daur hidup Acaridia galli pada ayam berlangsung 35 hari. Telur cacing akan keluar lewat tinja ayam dan menjadi mudigah (stadium larva) pada alas kandang. Telur cacing diatas kandang menjadi infektif dalam waktu 5 hari. Panas optimal tunas adalah 32-34ºC. Sewaktu ayam sedang makan, telur infektif tertelanyang kemudian menetas dalam perutnya. Larva cacing melewati usus dan pindah ke selaput lendir. Periode perpindahan mungkin terjadi dalam waktu 10-17 hari dalam perkembangannya. Dalam waltu 35 hari cacing menjadi dewasa dan bertelur. Setelah dewasa cacing akan meninggalkan selaput lendir dan tinggal di usus. Ayam yang masih muda akan sangat peka terhadap kerusakan yang ditimbulkan cacing ini. Dalam umur 2 atau 3 bulan, ayam akan membentuk ketahanan (imunitas) terhadap cacing gilig.

·  Gejala Klinis
Cacing gilig dewasa dalam jumlah sedikit tidak akanmembahayakan untuk ayam dewasa. Misalnya 10 ekor cacing dewasa dalam setiap ayam betina tidak membahayakan, namun 75-100 ekor cacing dapat mergikan. Kerugian terutama karana kerusakan pada organ yang bersangkutan dan menyebabkan pertumbuhan yang lambat karena kondisinya menurun akibat kesulitan dalam penyerapan sari makanan karena gigtan cacing.

·  Peubahan Pasca Mati
Kerusakan terbesar terjadi sewaktutahap perpindahan dari pertumbuhan larava cacing. Perpindahan dari dalamlapisan usus dapat menyebabkan radang, usus berdarah. Cacing Ascaris dapat ditemukan relatif banyak dalam lumen usus.

·  Diagnosis
Untuk kepastian diagnosis dapat dikirimkansampel tinja ke laboratorium terdekat atau BPPH dalam keadaan segar dingin, dan sebagian lagi dalam formalin 10%. Pada bedah bangkai, cacing sering ditemukan secara mudah dalam lumen usus, terutama pada ayam kampung atau unggas yang dilepas bebas dalam lantai tanah.

·  Pencegahan dan Pengobatan
Pengendalian dilakukan denganmencegah investasi cacing dan membatasi populasi lalat kandang sebgai pemawa sifat. Pengendalian harus diupayakan dengan penggabungan antara pengobatan dan tata laksana kandang. Beberapa obat dapat menghilangkan cacing dari usus ayam, tetapi dengan obat saja bukan pengendalian yang efektif. Piperasin merupakan obat cacingyang paling banyak digunakan untuk memberantas cacing gilig. Obat ini aman sampai dosis 10x lipat dari yang disarankan. Higromisin B, Meldane-2 dan Wormal. Hampir seyiap obat cacing dapat diberikan dalam makanan untuk 1 hari pengobatan. Piperasin juga dapat diberikan dalam air minum. Ayam pedagingyang dipelihara dengan alas kandang baru dan kandang yang bersih dapat dilindungi dengan1x pengobatan pada umur 35-40 hari. Ayam pedaging yang dipelihara dalam kandang bekas yang dipergunakan kembali harus diobati 4 minggu dan diulangi 1 minggu kemudian.

b. Raillietina cesticillus
·  Morfologi
Cacing ini berwarna putih kekuningan, tipis dan bersegmen. Bentuknya seperti pita dan lebar yang dapat melebar. Memiliki bentuk tubuh yang komplit, yaitu skoleks (kepala), leher dan strobilla (badan). Pusat perkembangan sedmen terletak di belakang kepala, yaitu pada bagian leher yang pendek. Segmen tubuh yang lain merupakan tempat reproduksi yang memiliki ovarium dan testes.

·  Siklus Hidup
Cacing dewasa hanya ditemukan di usus halus. Segmen terakhir pada bagian posterior terisi untuk telur cacing. Kemudian telur tersebut jatuh dan keluar melalui feses ayam. Telur dalam segmen tidak infektif untuk unggas. Telur dibawa atau disebarkan oleh lalat ataupun kumbang yang menghinggapi feses tersebut. Dalam tubuh lalat tersebut telur berkembang selama 18 hari dengan suhu 25-30ºC. Dalam suhuyang lebih rendah waktu perkembangan bisa menjadi 3-4 minggu (menjadi cysticeroids). Lalat atau kumbang yang terinfeksi dapat membawa sampai 1000 cysticeroids. Unggas dapat terinfeksi karena makan makanan yang telah dihinggapi lalat tersebut atau kumbang hospes perantara. Cysticeroids menjadi dewasa dalam waktu 11-13 hari setelah unggas terinfeksi.

·  Gejala Klinis
Caccing Raillietina tidak terlalu patogen, tetapi dapat merugikan karena menghambat penyerapan nutrisi dari unggas tersebut. Akibatnya unggas menjadi lambat pertumbuhannya. Selain itu terdapat lesi pada usus halusnya.

·  Pencegahan dan Pengobatan
Dapat dilakukan dengan Flubandezole 60 ppm yang dicampur dengan makanannya selama 7 hari. Bila belum sembuh juga, pengobatan dilakukan sampai 18 hari.

c. Capillaria obsignata
·  Morfologi
Cacing ini tinggal di usus halus. Ukurannya halus sperti rambut dan hidup menghisap darah.

·  Daur Hidup
Siklus hidup langsung dan tidak langsung. Penularan secara langsung dapat terjadi melalui pakan atau minuman dan bahan lain yang tercemar oleh telur cacing yang infektif. Penularan tidak langsung membutuhkan hospes perantara yaitu cacing tanah.

·  Gejala Klinis
Unggas yang menderita infeksi Capillaria dapat menunjukkan gejala emasiasi, diare dan enteritis. Haemoragik sebelum mengalami kelemahan. Lesi pada saluran penceranaan dapat menyebabkan gangguan digesti penyerapan makanan dan kinerja yang rendah dari unggas yang menderita penyakit tersebut.

·  Diagnosis
Dapat dilakukan dengan pengujian tinja yang dikirimkan dalam kemasan formalin 10% dan dalam keadaan segar dingin tanpa pengawet ke laboratorium penyidikan penyakit hewan. Cacing ini juga dapat dikirimkan dengan kemasan dalam formalin 10%.

·  Pengobatan
Beberapa jenis obat cacing seperti Kamotos, Higromisin B (12 gram/ton pakan selama 12 minggu), Habenzol. Obat lain yang dapat dipakai Pirantel Tetrat Penbendazol dan Mebendezol.

v Cacing Pada Proventrikulus
a. Tetrameres americana
·  Morfologi
Cacing jantan sangat kecil, hanya dapat dijumpai pada permukaan selaput lendir dan perut kelenjar. Pada saat kawin, walaupun ada jenis Tetrameres baik yang jantan maupun betina tinggal di dalam kelenjar.

·  Daur Hidup
Untuk perkembangannya secara lengkap, Tetrameres americana memerlukan induk semang perantara. Telur bertunas dimakan oleh sejenis belalang (Melanopius femurubrum) atau (Melanopius differentialis) dan sejenis kecoa (Blotella germanica) yang dalam waktu 42 hari menjadi larva infektif di dalam tubuh serangga tersebut. Setelah termakan oleh unggas,larva akan terlepas dan tinggal di dalam perut kelenjar. Dan dalam waktu beberapa hari tumbuh menjadi dewasa.

·  Gejala Klinis
Infeksi cacing Tetrameres yang berat pada ayam akan mengakibatkan kekurusan dan anemia. Investasi yang ringan tidak akan menimbulkan perubahan klinis yang berarti.
·  Diagnosis
Kepastian diagnosis didasarkan atas penemuan cacing dan pengujian tinja. Spesimen berupa potongan organ terutama perut kelenjar dan tinja dikirimkan ke laboratorium penyidikan penyakit hewan terdekat. Cacing yang ditemukan sewaktu bedah bangkai diikutkan dalam pengiriman.

·  Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan terhadap cacing ini dapat dilakukan dengan mengusahakan agar ayam tidak berkeliaran secara bebas dan diusahakan tidak makan induk semang perantara. Pengobatan untuk cacing ini belum ada yang efektif.

c. Dispharynx sp
·  Morfologi
Mempunyai ala anterior gambaran sebagai selendang (kordon).

·  Daur Hidup
Cacing ini ditularkan sewaktu ayam makan telur cacing bertunas atau cacing sawah yang berisi larva dan juga pada hospes perantara yaitu kepinding jenis Armadrilidium vulgare dan kepinding jenis Porceillo scaber.

·  Gejala Klinis
Ayam yang terinfeksi mengalami miemasiasi dan anemik, kerap kali terlihat berwarna merah terang dalam dinding proventrikulus. Pada ayam dinding proventrikulus biasanya menebal sehingga lumen akan mengecil.

·  Diagnosa
Cacing ini kerap kali menimbulkan ulser pada proventrikulus refreksi berat. Dinding proventrikulus sangat menebal dan cacing ditemukan dibagian bawah jaringan yang berpoliferasi.

·  Proventrikulus
Mengusahakan agar ayam tidak berkeliaran secara bebas dan diusahakan agara tidak makan induk semang perantara.


v Cacing Pada Sekum
 a. Heterakis gallinarum
·  Morfologi
Dijumpai di usus buntu. Dewasa berukuran 1-1,25 cm. Dampak pada hospes relatif kecil tetapi dapat menyebabkan penyebaran histomoniasis (kepala hitam).

·  Daur Hidup
Cacing keluar tinja dan dalam waktu 2 minggu pada kondisi sesuai, cacing akan mencapai tingkat efektif. Apabila telur ini tertelan hospes, mudigah akan menetas di usus bagian atas. Dalam waktu ± 24 jam seluruh cacing akan mencapai usus buntu. Cacing muda akan tetap tinggal dalam usus buntu setelah pembedahan / dapat selama 3 hari.

·  Gejala Klinis
Gejala umum terjadi bervariasi tergantung derajat investigasinya, umur dan jenis yangterserang. Pada umumnya dimulai dari gejala kelemahan. Boros pakan dan berat badan turun.

·  Diagnosis
Untuk penangguhan diagnosis perlu dikirim contoh tinja yang dikemas dalam kantong plastik ke lab dalam keadaan segar dingin, sebagian dalam formalin 10%. Bila ditemukan, cacing dikirimkan beberapa ekor dalam alkohol 70%.

·  Pencegahan dan Pengobatan
Dengan Fenotiasin B, atau Meldane-2 untuk menghilangkan cacing usus buntu. Setelah pengobatan, kelompok unggas dipindahkan dalam kandang yang tidak terinfeksi.

3. Domba
v Usus Halus
a. Tetrameres sp
·  Morfologi
Cacing ini desebut cacing cambuk, karena salah satu ujung tebal dan ujung lainnya panjang tipis. Seperti cemeti disebut juga cacing ekor cambuk. Ujung posterior cacing betina sedikit melengkung. Vulva dekat dengan batas antara posterior dan anterior tubuh. Telur mempunyai kulit tebal kecoklatan dengan sumbatan di kedua ujungnya dan belum bersegmen ketika dikeluarkan.

·  Daur hidup
Langsung, tidak ada induk semang antara dan infeksinya dengan cara termakannya telur yang berisi larva. Telur infektif sangat resistem dan dapat hidup dalam beberapa bulan atau bahkan tahun. Perkembangan di dalam induk semnag definitif tampaknya berlangsung di dalam lumen usus.

·  Gejala Klinis
Cacing dijumpai terutama di dalam sekum,melekat pada mukosa dengan ujungnya, depan. Seperti sebuah jarum di dalam sebuah kain.

·  Pencegahan
Hewan-hewan yang berada di dalam kandang dibersihkan tinjanya sesering mungkin, sediakan tempat yang bersih dan telah didesinfeksi atau pada rumput yang tidak terinfrksi cacing untuk melahirkan anak-anak hewan tersebut.

b. Moniezia expanza
·  Morfologi
Alat kelamin ganda. Terdapat lubang kelamin lengkap dengan sinus, vagina, ovarium, dll. Pada setiap sisi proglotida. Merupakan cacing pita. Proglotida mempunyai lebar 1,6 cm. Telurnya besar berbentuk segitiga dan diameter sekitar 56-67 mikrometer. Cacing ini mempunyai deretan kelenjar interproglotida tersusun mengelilingi celah disepanjang batas posterior dari setiap proglotida.

*Maaf terpotong, nanti sy lengkapi lg. Maaf ya :)

Sunday, April 17, 2011

Puertorico lyric - Lipstik Lipsing

Every day seems nothing different
Everyone waste the time with the same way
Where to go now I had no idea
I've got nothing left to keep me stay

So where'd you go, can I go too

So where'd you go
Take me go too

Some people say they don't have to live hard

They just don't wanna die in a fray
Remember the time we talk about the future
You know I've got nothing to say

So where'd you go

Can I go too
So where'd you go
Take me go too

You lost without a place I'm lonely in a space

Something put us in this way
So tell me what is on your mind
I could be the one to share
Together we could find the end

Loneliness is no excuse

Nothing else to be accused
Don't give up keep trying
Don't leave it up to nothing

Emptiness, it seems unfair

But lately maybe we don't care
Don't give up keep trying
Don't leave it up to nothing

Early Express lyric - Lipstik Lipsing

If you missed the train I’m on
At least you know that I’m gone
And you can hear the whistle’s blown
A thousand miles away from home


If you missed the train I’m on
At least you know that I’m gone
The loco head on, the loco head on
The loco head on to the show


I will jump off my train
Dry my blood in my vein

But now we’ve found the end


I wish you
I hope you know what I do
Please carry me away
But it’s not today

I wish you
I hope you know what I do
Don’t believe what they say
Cause it’s not today
 

Early express for you

Suburban Love lyric - Lipstik Lipsing

Listen to me just this once, you should know
It won’t take much time, it’s all in my mind
I’ve got so many things to say

I don’t know where you come from,what you made from
Something whisper me so good, how could you
Send me a pack of lies

We could make it simple
Why you always set me in trouble
I’ve never been so sure, my feeling lack to shows
But you don’t even care I know
You can fill your eyes with tears
Wreath your face with smile
Somehow I can’t deny
But I’m trying to let you go

If this is your game
You're the only one who makes the rules
I've tried to play this one
If this is your game
but you never let me find the rules
I'm tired to play this one
and I loose myself for nothing

I wonder if you know
Suddenly you changed my mind
I wonder why you go
I can’t believe what we’ve become now
I wonder if you know
suddenly you make me drown
I wonder why you go
I’ve only got myself to blame